PAL.B

PAL.B
INDONESIA
" gentle_soori_dt4 gentle_soori_dt4 gentle_soori_dt4 gentle_soori_dt4

PANGERAN PURBAYA

Pangeran Purbaya atau Jaka Umbaran, Putra Panembahan Senopati. Lahir dari istri putrinya Ki Ageng Giring. Babad tanah Jawi mengisahkan tentang Ki Ageng Giring yang menemukan kelapa muda ajaib yang jika airnya diminum dan habis dalam sekali teguk maka si peminum itu dapat menurunkan Raja-Raja di tanah Jawa. Tanpa sengaja, Ki Ageng Pamanahan meminum air kelapa muda ajaib tersebut dan habis dalam sekali teguk ketika sedang berkunjung ke Giring dalam keadaan haus. Ki Ageng Pamanahan merasa bersalah ketika tahu khasiat air kelapa muda ajaib itu. Ki Ageng Pamanahan lalu menikahkan Suta Wijaya putranya dengan putri Ki Ageng Giring. Karena putri Ki Ageng Giring tidak berparas cantik itulah jadi alasan Suta Wijaya meninggalkan istrinya yg tengah mengandung. Putri Ki Ageng Giring kemudian melahirkan Jaka Umbaran. (umbaran/telantaran). Setelah dewasa, Jaka Umbaran lalu berkunjung ke Mataram guna mendapatkan pengakuan dari Ayahandanya. Saat itu Suta Wijaya sudah bergelar Panembahan Senopati. Dengan perjuangan yang berat akhirnya Jaka Umbaran berhasil mendapat pengakuan sebagai putra Mataram dgn gelar Pangeran Purbaya. Babad tanah Jawa mengisahkan bahwa putra Panembahan Senopati yang sakti ada dua. Pertama Raden Rangga yang mati di usia muda. Dan yang kedua adalah Pangeran Purbaya. Konon Ia merupakan pelindung Tahta Mataram saat dipimpin Sultan Agung (1613-1645). Sebagian masyarakat jawa berpendapat bahwa Sultan Agung adalah putra kandung Pangeran Purbaya. Jika itu benar maka Sultan Agung adalah titisan perpaduan Mataram dan Giring. Akan tetapi pendapat itu masih belum cukup pembuktian kebenarannya. Pangeran Purbaya hidup sampai pada zaman Amangkurat1 (putra Sultan Agung) dan Pangeran Purbaya hampir saja jadi korban kebijakan politik Amangkurat1 yang menumpas tokoh- tokoh seniornya. Beruntunglah Pangeran Purbaya yg mendapat perlindungan dari Ibu suri / janda Sultan Agung. Pangeran Purbaya wafat pada tahun 1676 saat ikut serta menghadapi pemberontakan Truno Joyo. Waktu itu Amangkurat1 mengirim pasukan besar yang dipimpin oleh Adipati Anom putranya sendiri ke markas sekutu Truno Joyo. Pangeran Purbaya yang sudah lanjut usia akhirnya gugur dimedan perang._
"Amangkurat1 wafat di Banyumas dan dimakamkan di Tegalwangi Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Sesuai dengan wasiatnya untuk dimakamkan di tanah harum Tegalwangi berdekatan dgn kediaman Gurunya.
"[Kutipan dari berbagai sumber]