TEGAL KEMINCLONG

Aku rindu Tegal, Tegal itu begitu mengesankan aku sebagai salah satu dari 242.000 penduduk. Angka itu kutahu ketika aku sedang berkunjung ke kediaman pak Lurah yang punya keponakan cantik dan sexy dgn jilbabnya yang anggun dan sopan. Sekitar tahun 2003 waktu itu kucoba cari tahu tempat kostnya di Semarang yang jaraknya 165km dari Tegal. Untuk ke sana ada kereta Kaligung untuk ditumpangi yang biasanya sesak oleh para mahasiswi, cukup menyegarkan perjalanan juga lah.. Tapi kali ini aku duduk bersebelahan dgn anggota Marinir. Tegal itu kota cikal bakal terbentuknya Corps Marinir pada 15.11.45 dan itu ada buktinya di Pangkalan 4 ALRI Tegal. Namanya juga Tegal Bahari, tentu ada laut dan pantainya. Pantai alam indah dan pantai purwahamba indah menjadi obyek wisata yang romantis. Pantas saja ada banyak penyair dan seniman teater, ada teater puber (Nurhidayat poso) teater wong (M entieh mudakir) teater RSPD, teater Q dan masih banyak lainnya. Tokoh perfilman Nasional juga ada seperti Imam tantowi dan chaerul umam yang sutradara dan penulis skenario. Sering nonton film jon? Hehe.. Aku dipanggil dgn nama jon' nama panggilan yang penuh keakraban dlm pergaulan sesama masyarakat Tegal berbagai kalangan. Para Eksekutif, Legislatif dan Pengusaha kalau bertegur sapa menggunakan sebutan jon. Keakraban ini pernah ditulis KOMPAS edisi Rabu 25 Sep. 2002. Selain koran Nasional ada juga koran lokal seperti Suara Rakyat, Radar Tegal dan Nirmala post. Sebelumnya juga banyak media informasi sejak jaman Kolonial. Kolonial Belanda juga banyak meninggalkan bangunan yang kini menjadi bagian sejarah dan masih asli bisa kita temui. Stasiun kereta api, Gedung DPRD, Balai Kota dan rumah dinas Walikota, Markas TNI AL, Pasar pagi, Menara air, Gedung Universitas Panca Sakti, Gereja katolik paroki hati kudus Yesus, Klenteng dan sebagian rumah tinggal disekitar jl. Veteran, jl. A. Yani, dan jl. Sudirman. Ada juga bekas pabrik jadul di jl. Martoloyo. Martoloyo itu Pahlawan Nasional yang Namanya juga dipakai untuk nama Landasan udara di Tegal sekitar tahun 1960 dan diresmikan oleh Presiden pertama R.I I.r Sukarno yang kubanggakan. Kalau sekarang masih ada bandara, nyaman kali ya mudik ke Tegal menggunakan Pesawat! Tentu tidak akan lewati jalur macet seperti Pantura di saat mudik. Pantura atau jalur pantai utara itu menjadikan Tegal menjadi kota transit yang strategis. Didukung dgn Pusat Promosi dan Informasi Bisnis (PPIB) dan iklim investasi yg menjanjikan, mampu menarik investor kelas tinggi guna menanamkan modal di Tegal. Mulai tahun 2001 sudah banyak berdiri pusat perbelanjaan seperti Pacific mal, Rita mal, Dedy jaya plaza, dan Marina plaza. Singgah dan menikmati fasilitas Hotel berbintang juga ada Karlita International Hotel, Bahari inn, Paramesti riez palace, Alexander, Plaza Hotel, Susana baru hotel dan masih ada puluhan Hotel kelas melati. Jikalau di Hotel sajian hiburannya yg masa kini dan ingin keluar untuk menikmati hiburan warisan budaya, 'kalem jon" ada banyak seniman dan ada Dalang wayang mbeling Ki Enthus susmono yg asli Tegal tulen. Pada ulang tahun hari jadi kota Tegal yg dirintis oleh Ki Gede Sebayu 12 April 1580 di Alun alun kota ada pagelaran hiburan. Banyak pedagang makanan khas Tegal seperti kupat glabed, sauto, bebek majir, tahu kuping, martabak lebaksiu dll. Atau mau menikmati hidangan khas lainnya ditempat yg lumayan populer, ada sate kambing dibawah lima bulan khas Tegal. Dan jangan lupa, apapun makanannya minumnya teh poci. Teh poci juga sering dinikmati beramai-ramai dgn kawan, keluarga atau mitra usaha dgn acara lesehan. Istilahnya MOCI atau CIPOKAN, singkatan dari moci, ndopok, kancanan (minum teh, kongkow, bersahabat) dan ini sudah jadi bagian dunia malam kota Tegal. Begitu mengesankan dan menyenangkan. yuk ke Tegal..